Sunday, 19 February 2012

WANITA PENGGODA ITU...




Abul Faraj Ibnul Jauzy dan ulama lainnya meriwayatkan, 
bahwa ada seorang wanita cantik tinggal di Makkah. Ia sudah bersuami. Suatu hari ia bercermin dan menatap wajahnya sambil bertanya kepada suaminya: “Menurutmu, apakah ada seorang lelaki yang melihat wajahku dan tidak akan tergoda?”
Sang suami menjawab: “ada!” Si istri bertanya lagi: ”Siapa dia?” Suaminya menjawab: ”Ubaid bin Umair.” (Seorang Qodhi Makkah waktu itu). Sang istri berkata: ”Ijinkan aku menggodanya.” “Silahkan , aku telah mengijinkanmu.” jawab suaminya.


Maka wanita itu mendatangi Ubaid bin Umair seperti layaknya orang yang meminta fatwa. Beliau membawanya ke ujung masjid Al Haram dan wanita itu menyingkapkan wajahnya yang bagaikan kilauan cahaya rembulan. Maka Ubaid berkata kepadanya: “wahai hamba Allah, tutuplah wajahmu.” Si wanita menjawab: “Aku sudah tergoda denganmu.” Beliau menanggapi: “Baik. Saya akan bertanya kepadamu tentang satu hal, apabila kamu menjawab dengan jujur, aku akan perhatikan keinginanmu.” Si wanita berkata: “Aku akan menjawab setiap pertanyaanmu dengan jujur.”
Beliau bertanya: “Seandainya saat ini malaikat maut datang kepadamu untuk mencabut nyawamu, apakah engkau ingin aku memenuhi keinginanmu?” Si wanita menjawab: “Tentu tidak.” Beliau berkata: “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur.”
Beliau bertanya lagi: “ Seandainya engkau telah masuk kubur dan bersiap-siap untuk ditanya, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?” Si wanita menjawab: “Tentu saja tidak.” Beliau berkata: “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur.”
Beliau bertanya lagi: “Apabila manusia sedang menerima catatan amal perbuatan mereka, lalu engkau tidak mengetahui apakah akan menerimanya dengan tangan kanan ataukah dengan tangan kiri, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?” Si wanita menjawab: “Tentu saja tidak.” Beliau berkata: “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur.”
Beliau bertanya lagi: “Apabila engkau sedang akan melewati Ash-Shirat, sementara engkau tidak mengetahui akan selamat atau tidak, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?” Si wanita menjawab: “Tentu saja tidak.” Beliau berkata: “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur.”
Beliau bertanya lagi: “Apabila telah didatangkan neraca keadilan, sementara engkau tidak mengetahui apakah timbangan amal perbuatanmu ringan atau berat, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?” Si wanita menjawab: “Tentu saja tidak.” Beliau berkata: “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur.”
Beliau bertanya lagi: “Apabila engkau sedang berdiri dihadapan Allah untuk ditanya, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?” Si wanita menjawab: “Tentu saja tidak.” Beliau berkata: “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur.”
Beliau lalu berkata: “Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah telah memberikan karunia-Nya kepadamu dan telah berbuat baik kepadamu.”
Abul Faraj berkata: “Maka wanita itupun pulang ke rumahnya menemui suaminya. Sang suami bertanya: “ Apa yang telah engkau perbuat?” Si istri menjawab: “Sungguh engkau ini pengangguran (kurang ibadah) dan kita ini semuanya pengangguran.” setelah itu si istri menjadi giat sekali melaksanakan sholat, shaum, dan ibadah-ibadah lain. Hingga si suami sampai berkata: “Apa yang terjadi antara aku dengan Ubaid? Ia telah merubah istriku. Dahulu setiap malam bagi kami bagaikan malam pengantin. Sekarang ia telah berubah menjadi ahli ibadah???”
(Dinukil dari kitab Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaaqin Karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah)
Ya, wanita memang sumber fitnah (godaan) terbesar bagi laki-laki. AllahTabaraka wa Ta’ala menempatkan waqnita pada urutan pertama diantara apa-apa yang dicintai manusia dalam surat Ali Imron: 14 yang artinya:
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan akan apa yang diinginkan berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak berupa emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang.”
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallampun pernah bersabda dalam satu hadits yang tercantum di kitab Ash Shahihain dari sahabat Usamah bin Zaid (Bukhori no. 5096 dan Muslim no. 2740) yang artinya:
“Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar bagi kaum laki-laki kecuali wanita”
Dan juga satu hadits yang diriwayatkan Muslim dari Abu Said Al khudri yang artinya:
“ Sesungguhnya dunia ini indah dan manis, dan sesungguhnya Allah telah menjadikanmu sekalian khalifah lalu melihat apa yang akan kalian lakukan. Maka waspadailah dunia dan wanita. Sesungguhnya godaan dan bencana pertama yang menimpa Bani Israil adalah wanita.”
Mu’adz bin Jabal Radhiallahu ‘Anhu pernah berkata:
“Kalian semua telah diuji dengan cobaan yang berat, namun kalian tetap bersabar. Namun kalian nanti akan diuji dengan godaan yang menyenangkan. Dan godaan yang paling aku takutkan atas diri kalian adalah godaan wanita apabila mengenakan gelang-gelang emas, memakai pakaian dari Syam (sejenis kain sari), dan jubah dari Yaman. Mereka (wanita-wanita itu) akan membuat repot suaminya yang kaya dan akan membebani suaminya yang fakir dengan sesuatu yang dia tidak mampu membelinya.”
(Shifatush Shafwah I : 497)
Dan perjalanan sejarah membuktikan itu, betapa banyak orang besar didunia ini yang nama baiknya hancur karena terjerat skandal dengan wanita.
Iklan-iklan produkpun banyak memakai wanita sebagai model iklannya baik di media cetak maupun media elektronik. Dari yang berpenampilan sopan sampai yang kurang patut untuk dilihat/ditonton.
Kisah di atas memberikan pelajaran bagi kita semua, bagaimana menghadapi fitnah ini dan bagaimana cara mengarahkan para wanita sesuai dengan sifat dasar yang dimilikinya. Wanita di atas dengan kelebihan yang di miliki berupa paras cantik, mudah terkena penyakit sombong. Dia dapat berbuat semunya untuk sekedar menampakkan kelebihannya tersebut, walaupun melanggar syari’at. Maka di sini kewajiban para suami atau ahlinya untuk mendidik dan mengawasinya. Andai para suami atau ahlinya lalai dalam masalah ini, maka sudah pasti keburukan akan menimpanya. Bukankah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mewasiatkan kepada kita untuk bertaqwa kepada Allah dalam urusan tentang wanita pada wasiat terakhirnya di khutbah hajjah?!!
Adapun sang Qadhi Ubaid bin Umair, semoga Allah merahmatinya, selamat dari fitnah ini dikarenakan ketaqwaannya kepada Allah, rasa takut akan hari pertanggungjawaban dan azab-Nya begitu besar yang bisa kita lihat pada nasehatnya terhadap wanita tersebut. Dan dengan ilmunya yang mendalam, dia bisa memberikan arahan yang baik kepada wanita itu. Dia, dengan kedudukannya sebagai Qadhi bisa saja memarahi dan mengusirnya karena telah dianggap melecehkan kedudukannya. Namun itu tidak diambilnya, karena tidak akan membawa kebaikan apa-apa bagi wanita itu. Bukankah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengajarkan kita untuk meluruskan/menasehati para wanita, sebagaimana sabdanya:
“Berbuat baiklah kalian terhadap wanita, sesungguhnya ia diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Kalau engkau meluruskannya berarti engkau mematahkannya. Jika engkau biarkan maka ia akan selalu bengkok. Oleh karena itu berbuat baiklah terhadap wanita.”(HR Bukhori 3331, Muslim 1468)
Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment