Pengunjung yang budiman, halaman ini ada bukan karena saya paham betul tentang hadits dan seluk beluknya alias ahlinya, bukan. Bahkan jauh dari itu. Tetapi hanya upaya untuk sharing apa yang pernah saya baca dengan harapan semoga bermanfaat. Walhamdulillah.
1. “Perbedaan pendapat umatku adalah rahmat.”
Berkata Syaikh Nashiruddin Al Albani dalam silsilah Ahadits Adl Dla’ifah:Hadits ini tidak ada asalnya. Para Muhaddits sudah berusaha keras untuk mendapatkan sanad hadits ini tetapi mereka tidak mendapatkannya.
Sampai beliau berkata, “Al Munawi menukil dari As Subki bahwa ia berkata, “Hadits ini tidak dikenal oleh para Muhaddits dan saya belum mendapatkannya baik dalam sanad shahih, dla’if atau maudlu’.” Syaikh Zakaria Al Anshari menyetujui dalam ta’liq atas Tafsir Al Baidlawi 2/92/Qaaf.
Ibnu Hazm dalam kitabnya Al Ihkam fii Ushulil ahkam juz V hal 64 setelah mengisyaratkan bahwa ucapan ini bukan hadits, berkata, “Ini ucapan yang paling rusak. Karena kalau perselisihan itu rahmat, tentu kesepakatan itu suatu yang dibenci dan tidak ada seorang muslimpun yang mengatakan demikian.” Di tempat lain beliau berkata, “Batil atau dusta”
Berkata Syaikh Nashiruddin Al Albani dalam silsilah Ahadits Adl Dla’ifah:Hadits ini tidak ada asalnya. Para Muhaddits sudah berusaha keras untuk mendapatkan sanad hadits ini tetapi mereka tidak mendapatkannya.
Sampai beliau berkata, “Al Munawi menukil dari As Subki bahwa ia berkata, “Hadits ini tidak dikenal oleh para Muhaddits dan saya belum mendapatkannya baik dalam sanad shahih, dla’if atau maudlu’.” Syaikh Zakaria Al Anshari menyetujui dalam ta’liq atas Tafsir Al Baidlawi 2/92/Qaaf.
Ibnu Hazm dalam kitabnya Al Ihkam fii Ushulil ahkam juz V hal 64 setelah mengisyaratkan bahwa ucapan ini bukan hadits, berkata, “Ini ucapan yang paling rusak. Karena kalau perselisihan itu rahmat, tentu kesepakatan itu suatu yang dibenci dan tidak ada seorang muslimpun yang mengatakan demikian.” Di tempat lain beliau berkata, “Batil atau dusta”
sumber: Buku Hanya Ada Satu Kebenaran, karya Fariq Gasim Anuz hal. 24-26 Darul Haq
2. Barang siapa yang mengenal dirinya niscaya akan mengenal Rabb-nya (Tuhannya)
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, “Maudlu’” (palsu). Menurut Imam Nawawi bahwa riwayat di atas tidak tsabit dan tidak shahih, riwayat tersebut hanyalah perkataan Yahya bin Mu’az Ar Raaziy (Al Mashnu’ fi Ma’rifatil Hadits Maudlu’ no. 349 Imam Ali Qori. Al Maqoshidul Hasanah no. 1149 Imam As Sakhaawiy).
Sumber:Buku Hadits-Hadits Dlaif dan Maudlu’ karya Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat, Darul Qolam.
3. Tuntutlah ilmu meskipun sampai ke negeri Cina
3. Tuntutlah ilmu meskipun sampai ke negeri Cina
Berkata Imam Ibnul Jauzy di kitabnya Al Maudlu’at (1/216), “Hadits ini tidak sah dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, …. adapun abu Atikah (salah satu perawi hadits ini), telah berkata Imam Bukhari: Munkarul hadits. Dan telah berkata Ibnu Hibban: Hadits ini batil tidak ada asalnya.”
Berkata Ibnu Hibban tentang abu ‘Atikah di kitabnya Al Majruhin (1/382),“Sangat munkarul hadits.” Berkata Bukhari, “Munkarul Hadits.” Berkata Abu Haatim, “Dzaahibul hadits.” Berkata An Nasa’i, “Bukan rawi yang tsiqah.”Berkata Ad daruquthni dan lain-lain, “Dla’if.” (Mizaanul I’tidal 2/335 danTahdzibut Tahdzib 12/141-142)
Berkata Ibnu Hibban tentang abu ‘Atikah di kitabnya Al Majruhin (1/382),“Sangat munkarul hadits.” Berkata Bukhari, “Munkarul Hadits.” Berkata Abu Haatim, “Dzaahibul hadits.” Berkata An Nasa’i, “Bukan rawi yang tsiqah.”Berkata Ad daruquthni dan lain-lain, “Dla’if.” (Mizaanul I’tidal 2/335 danTahdzibut Tahdzib 12/141-142)
Sumber:Buku Hadits-Hadits Dlaif dan Maudlu’ karya Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat, Darul Qolam.
4. Kalau sekiranya manusia mengetahui apa yang ada di dalam bulan Ramadhan, niscaya umatku akan menginginkan satu tahun penuh semuanya bulan Ramadhan.
Imam Ibnul Jauzi telah meriwayatkan hadits tersebut di kitab Al Maudlu’aat juz 2 hal. 189, kemudian beliau berkata, “Hadits ini maudlu’ telah dipalsukan atas nama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Dan yang tertuduh di sini ialah jarir bin Ayyub, telah berkata Yahya: Dia tidak ada apa-apanya (laisa bi syai-in). Dan telah berkata Fadl bin Dukain: Dia seorang yang biasa memalsukan hadits. Berkata An Nasa’i dan Daruquthni: Matruk.”
Berkata Imam Asy Syaukani di kitabnya Al Fawaaid Al Majmu’ah fil Ahaadits Al Maudlu’ah no. 254 beliau mengomentari hadits ini, “Telah diriwayatkan oleh Abu Ya’la dari jalan Ibnu Mas’ud marfu’ dan ini adalah hadits maudlu’.”
Berkata Imam Asy Syaukani di kitabnya Al Fawaaid Al Majmu’ah fil Ahaadits Al Maudlu’ah no. 254 beliau mengomentari hadits ini, “Telah diriwayatkan oleh Abu Ya’la dari jalan Ibnu Mas’ud marfu’ dan ini adalah hadits maudlu’.”
Sumber:Buku Hadits-Hadits Dlaif dan Maudlu’ karya Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat, Darul Qolam.
No comments:
Post a Comment