Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْهُ فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنْ الْإِيمَانِ
Abdullah bin Yusuf menuturkan kepada kami. Dia berkata; Malik bin Anas mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab dari Salim bin Abdullah dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati salah seorang lelaki dari kaum Anshar sedang menasehati saudaranya karena rasa malu yang ada pada orang itu, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Biarkanlah dia, sesungguhnya rasa malu itu adalah bagian dari iman.”
(HR. Bukhari dalam Kitab al-Iman, bab al-Haya’ minal iman)
Hadits yang agung ini mengandung banyak pelajaran berharga, di antaranya:
- Rasa malu merupakan bagian dari keimanan
- Iman meliputi perkara lahir dan juga perkara batin
- Rasa malu adalah perilaku yang terpuji selama tidak menyebabkan meninggalkan kewajiban atau menerjang larangan. Rasa malu semacam itulah yang dipuji, adapun yang menyebabkan pelakunya melanggar larangan atau meninggalkan kewajiban maka pada hakikatnya hal itu tidak layak disebut sebagai rasa malu namun sikap pengecut atau bercita-cita rendah
- Hadits ini menunjukkan hendaknya seorang muslim menasehati saudaranya apabila melihat pada saudaranya terdapat kekurangan
- Hadits ini juga menunjukkan bahwa syari’at ini ditetapkan berdasarkan wahyu, bukan mengikuti kemauan akal atau perasaan orang
- Hadits ini menunjukkan bahwa perintah dan larangan di dalam syari’at ini memiliki hikmah, bukan semata-mata perintah dan larangan
- Hadits ini menunjukkan bahwa seyogyanya seorang pengajar menjelaskan alasan perintah atau larangan yang disampaikannya kepada murid atau orang-orang yang diajarinya
- Hadits ini menunjukkan bahwa sebagai seorang lelaki maka seorang muslim pun semestinya memiliki rasa malu, terlebih lagi bagi kaum wanita maka mereka lebih pantas dan lebih wajib untuk memiliki akhlak malu ini. Oleh sebab itu Islam mengajarkan agar kaum wanita lebih banyak di rumah dan menutup dirinya dari para lelaki yang bukan mahramnya serta memerintahkan mereka untuk mengenakan jilbab dengan rapat dan mengikuti aturan syari’at. Inilah cabangan keimanan yang di masa kita sekarang ini telah banyak luntur dari kalangan kaum wanita muslimah, apalagi yang kafirah!
- Rasa malu itu merupakan ciri khas orang yang beriman, dan rasa malu yang tertinggi adalah malu kepada Allah dari melakukan hal-hal yang tidak disukai-Nya
- Hadits ini menunjukkan bahwa iman itu terdiri dari bagian-bagian, ada yang pokok dan ada yang menjadi cabang dan penyempurna baginya
- Hadits ini menunjukkan wajibnya amar ma’ruf dan nahi mungkar, dan sekaligus menunjukkan bahwa untuk melakukannya harus dilandasi dengan ilmu
- Hadits ini menunjukkan bahwa sebagian di antara para sahabat ada juga yang belum mengetahui seluk beluk aqidah secara detail, dan ia juga menunjukkan bahwa ilmu yang dimiliki para sahabat itu bertingkat-tingkat
- Hadits ini menunjukkan hendaknya seorang muslim membela saudaranya yang tidak bersalah
- Hadits ini menunjukkan bahwa saling menasehati merupakan salah satu konsekuensi dan kewajiban yang harus ditunaikan dalam jalinan ukhuwah islamiyah
- Dan faidah lain yang belum saya ketahui, wallahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam, walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
No comments:
Post a Comment