Monday 13 February 2012

BILA RASA MALU HILANG DARI WANITA





Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambahnya karena ketaatan dan berkurangnya karena kemaksiatan. Semakin banyak seseorang melakukan ketaatan maka semakin bertambah pula keimanannya. Ketika keimanan seseorang semakin bertambah maka ia akan mendapatkan banyak kebaikan.


Tak sedikit wanita di masa sekarang ini yang telah menanggalkan rasa malunya dari cara dia berbusana, bergaul, dan bergaya hidup modern lainnya inilah gambaran fenomena kehidupan saat ini.”

Sifat malu itu adalah bagian dan akhlak mulia, bahkan merupakan cabang dari keimanan. Sifat malu memang identik dengan wanita karena merekalah yang dominan memilikinya.

Namun sifat malu tidak mutlak milik kaum hawa, laki-laki pun memilikinya. Adanya sifat malu pada diri seseorang akan mendorongnya kepada kebaikan dan mencegahnya kepada kejahatan. Bila rasa malu itu telah hilang, ia akan jatuh dalam perbuatan maksiat dan dosa. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Termasuk yang diperoleh manusia dari ucapan kenabiannya yang pertama adalah: jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu”. (HR. Bukhari)

Merebaknya kejahatan sexsual kian memprihatinkan. Namun sedikit yang menyadari bahwa semua itu bersumber dari tersebarnya kerusakan sebagai akibat dari diumbarnya aurat wanita di tempat-tempat umum. Bocah yang masih ingusan/bahkan kakek yang tua renta pun bisa menjadi pelaku kejahatan karena mereka secara terus menerus disuguhi pemandangan yang bukan haknya ironisnya sebagian korban adalah anak perempuan dibawah umur.

Sebagian orangtua seolah begitu leluasa membiarkan putra-putri mereka bercampur baur dengan laki-laki baik di sekolah, di rumah, atau di tempat lainnya. Mereka membiarkan anak gadis mereka pergi keluar rumah sendirian tanpa ditemani siapapun. Demikian kenyataan ini benar-benar terjadi.

Bila rasa malu telah hilang dari seorang insan, ia akan melangkah dari satu kejelekan kepada hal yang lebih jelek lagi. Dan satu kerendahan kepada hal yang lebih jelek lagi. Dari satu kerendahan kepada hal yang lebih rendah lagi.

Sungguh wajib bagi kita untuk terus merasakan pengasan Allah dan malu kepada-Nya di setiap waktu dan tempat seseorang yang jujur dalam keimanannya akan merasa malu kepada Allah jika melanggar kehormatan orang lain dan mengambil hak orang lain. Sedangkan orang yang telah dicabut rasa malu dari wajahnya, ia akan berani melanggar larangan Allah. Nau’udzu billah.

Bila kita telah mengetahui pentingnya sifat malu, maka berupayalah untuk menumbuhkannya didalam keluarga. Karena ketika rasa malu itu masih ada, kebaikan akan senantiasa mereka diagungkan.

Agama Islam datang dengan memberikan kemuliaan kepada wanita, memelihara dan menjaganya dari terkaman serigala dari kalangan manusia, sebagaimana Islam menjaga hak-hak wanita, mengangkat hakikat dan martabatnya.

Islam mewajibkan bagi wanita untuk menghijabi (menutup) dirinya dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya agar ia tidak menjadi barang dagangan murahan yang bisa dinikmati setiap orang kapanpun dan dimanapun.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah: Hendaklah mereka menundukkan pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka serta jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa tampak darinya (tidak mungkin di tutupi)”. (QS. An Nur: 30)


Pada zaman sekarang ini, banyak wanita yang mengaku seorang muslimah akan tetapi dengan ikhlas menjual kehormatannya. Dan tidak sedikit wanita muslimah yang tidak segan-segan mereka terjun dalam dunia musik dan acting. Mereka begitu bebas berinteraksi dengan orang lain tanpa menghiraukan keberadaan sang suami. Maka jangan heran jika kehidupan rumah tangga mereka tidak berjalan sesuai harapan.

Oleh karena itu, tidak sepantasnya bagi wanita muslimah untuk melakukan hal-hal seperti itu, karena tidak akan memberikan manfaat baik bagi dirinya ataupun orang lain.

Alangkah baik bagi seorang wanita muslimah untuk tidak banyak keluar rumah kecuali memang terdapat keperluan yang penting. Itupun mereka apabila keluar harus menutup aurat agar terhindar dari berbagai fitnah. Namun apabila tidak ada keperluan, sebaiknya seorang wanita muslimah tinggal di rumah. Dengan begitu, dia akan lebih terjaga kehormatannya.

Sebagaimana Allah berfirman:

“Dan tetaplah kalian tinggal di rumah-rumah kalian dan jangan bertabarruj (berhias) seabgaimana tabarruj orang-orang jahiliyyah yang (Adien)qdahulu”. (QS. Al Ahzab:33).

Wallahu ta'ala a'lam.


http://abusyifabasmalah.blogspot.com/2011/06/bila-rasa-malu-hilang-dari-wanita.html

No comments:

Post a Comment