Sunday, 12 February 2012
SEPUTAR TAUHID
Sesungguhnya Tauhid adalah awal kewajiban yang pertama kali didakwahkan oleh para rasul dan merupakan landasan dakwah mereka, sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta'ala :
} ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطـاغوت { النحـل : 36
"Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : “ Sembahlah Allah saja dan jauhilah Taghut “ )) . Surat An- Nahl ayat 36
Tauhid adalah hak Allah Ta'ala terhadap hamba-Nya yang paling besar, sebagaimana tersebut dalam hadits Bukhari Muslim yang diriwayatkan oleh Muadz RA. Berkata : Rasulullah SAW. bersabda : (( “ Hak Allah Ta'ala atas hamba-Nya adalah mereka menyembah-Nya dan tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu apapun “ )).
Maka barang siapa yang merealisasikan tauhidnya (dalam ibadah kesehariannya) dia akan masuk surga, dan barang siapa yang melakukan bahkan meyakini hal-hal yang menghilangkan dan membatalkan tauhid maka dia akan masuk neraka .
Karena tauhid inilah, Allah memerintahkan para rasul-Nya untuk memerangi kaum mereka sehingga mereka ( hanya ) mentauhidkan Allah dan ( hanya ) beribadah kepada-Nya, Rasulullah SAW. bersabda: (( “ Aku diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhaq diibadahi kecuali Allah Ta'ala “ )). Muttafaq Alaihi
Merealisasikan tauhid adalah merupakan satu-satunya jalan untuk mewujudkan kebahagiaan didunia dan akhirat, sebagaimana sikap menyelisihinya adalah merupakan jalan kesengsaraan serta kebinasaan seseorang ( didunia & diakherat ), dan pengetrapan tauhid adalah jalan untuk menyatukan umat serta menyatukan barisan-barisan mereka sehingga arah tujuan mereka hanya satu ( yaitu menegakkan kalimatullah / tauhidullah dimuka bumi ini ), sedangkan kesalahan yang terjadi dalam rangka mengetrapkan tauhid akan menyebabkan perpecahan dan keretakan pada ummat ini .
Perlu diketahui oleh pembaca yang semoga Allah merahmati kita semua, bahwasannya tidak semua orang yang telah mengucapkan kalimat tauhid ( لا إله إلا الله ) dia menjadi Muwahhid ( orang yang telah melaksanakan tuntutan kalimat tauhid ) , karena harus ia memenuhi tujuh syarat sebagaimana disebutkan oleh para ulama :
1) Pengetahuan tentang maknanya dan maksud dalam kalimat itu. Yaitu kalimat Nafyun ( لا إله ) dan kalimat itsbaatun (إلا الله ). Nafyun adalah peniadaan segala bentuk ketuhanan yang berhak untuk disembah. Sedangkan Itsbaatun adalah peneguhan dan penekanan bahwa yang berhak disembah serta diibadahi hanya Allah Ta'ala saja.
2) Keyakinan yang kokoh terhadap indikasi dari kalimat tauhid diatas.
3) Menerima segala tuntutan kalimat tauhid diatas dengan segenap hati dan pengakuan lisan-nya.
4) Tunduk patuh terhadap apa yang ditunjukkan oleh kaliamat di atas.
5) Pembenaran dengan ucapan lisan dan pengakuan hati.
6) Keikhlasan yang tulus tanpa disertai unsur riya'.
7) Cinta terhadap kalimat tauhid dan kandungannya.
Saudara-saudaraku sekalian, sebagaimana kita berkewajiban untuk merealisasikan tauhid dengan memenuhi persyaratan-persyaratannya, maka kitapun berkewajiban untuk merasa takut dari berbuat syirik serta hendaknya kita senantiasa waspada terhadap segala bentuk ragam kesyirikan, dan semua pintu serta celah-celah yang akan menjerumuskan kita kedalam perbuatan syirik baik syirik akbar maupun syirik asghor. Karena kedholiman yang paling besar adalah perbuatan menyekutukan Allah Ta'ala, Allah akan mengampuni segala bentuk dosa hamba-Nya kecuali dosa syirik. Maka barang siapa yang berbuat syirik tertutuplah baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka, Allah Ta'ala berfirman :
} إن الله لا يغفـر أن يشرك به ويغفر مـا دون ذلك لمن يشـاء { النسـاء : 48
(( " Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik , dan dia mengampuni segala dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya " )). QS. An-Nisa' : 48
http://www.aldakwah.org/artikel-islam/aqidah/42-seputar-tauhid.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment